Langsung ke konten utama

Praktikum Ekologi Hewan ( Tipe Respon Hewan Cacing Tanah)


Praktikum kali ini mengenai tipe respon hewan yaitu cacing tanah. Tujuan dari praktikum ini adalah untung mengetahui respon cacing terhadap cahaya (fotoaksis) dan untuk mengetahui reapon cacing terhadap gravitasi (geotaksis). Alat dan bahan yang aku gunakan yaitu cawan petri yang sebagiannya ditutupi kertas karbon hitam, kardus, gunting, air, dan cacing.

Cacing tanah merupakan organisme yang tidah memiliki alat indera dan alat gerak, sehingga stimulus yang datang akan diterima oleh reseptor sensorik yang tersebar di seluruh tubuhnya. Reseptor ini mengalibatkan cacing tanah sangat sensitif terhadap lingkungan di sekelilingnya. Respon terhadap kondisi lingkungan diwujudkan dalam perilaku taksis dimana cacing tanah akan menuju arah datangnya stimulus yang dapat mempertahankan kesintasannya dan menjauhi stimulus yang dianggap berbahaya. Nah disini aku bakal jelasin dulu apa itu fotoaksis dan geotaksis. Nah fotoaksis adalah respon cacing terhadap cahaya dan geotaksis adalah respon cacing terhadap gravitasi.

Setelah kita mengetahui pengertian perngeriannya, kita bakal bahas hasil praktikum yang aku lakukan. Bersasakan praktikum yang dilakukan untuk menguji fotoaksis cacing aku memasukkan 2 ekor cacing ke dalam cawan petri yang setengahnya ditutupi kertas karbon lalu disenter, dan saya melakukan pengamatan di menit ke 15, menit 30 dan menit 45. Tercatat pada menit ke 15 kedua cacing menuju tempat terang, menit ke 30 1 cacing beranjak ke tempat gelap dan 1 lagu tetap di tempat terang, pada menit ke 45 kedua cacing berada di tempat gelap. Dapat dikatakan bahwa cacing merupakan hewan nokturnal dan fotoaksis negatif. Nokturnal artinya suka beraktivitas di malam hari. Fotoaksis negatif aktinya cacing tanah selalu menghindari cahaya dan beraembunyi di dalam tanah.

Selanjutnya pada persamaan geotaksis menggunakan 2 ekor cacing yang dihadapkan ke atas menggunakan kemiringan sudut yang berbeda beda. Pada kemiringan 30 derjat kecepatan rata rata cacing untuk mencapai puncak geotaksis adalah 60 detik. Pada kemiringan 50 derjat adalah 22 detik dan pda kemiringan 70 derjat adalah 31 detik. Setelah itu dilakukn percobaan geotaksis menggunakan 2 ekor cacing yang dihadapkan ke bawah menggunakan kemiringan sudut yang sama. Pada kemiringan 30 derjat kecepatan rata rata cacing adalah 0. Pada kemiringan 50 derjat adalah 30 detik dan pada kemiringan 70 derjat adalah 0. Pada percobaan geotaksis yang mengarahkan cacing ke atas disimpulkan bahwa semakin kecil sudut kemiringan maka cacing dapat bergerak semakin lambat sehingga waktu yang diperlukan juga semakin lama. Hal ini juga berlaku untuk melakukan percobaan geotaksis dengan mengarahkan cacing ke bawah, bahwa semakin tinggi sudut kemiringan waktu yang dibutuhkan cacing akan semakin cepat. Kedua perlakuan ini menunjukkan bahwa orientasi cacing akan lebih cepat jika kemiringan kecil dan arah pergerakan kebawah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

praktikum ekologi hewan ( Aktivitas Harian Bekicot)

Pada praktikum ekologi hewan pertemuan ke 1 program studi teknik dan manajemen lingkungan 54 mendapatkan praktikum yang membahas tentang Aktivitas Harian Bekicot (  Archatina fulica ). praktikum ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas harian bekicot. pengamatan dilakukan selama 30 menit dan diberikan perlakuan siang dan malam, untuk perlakuan siang hari bekicot diletakan atau diamati di ruangan terbuka sedangkan pada malam hari diamati pada ruangan tertutup. dalam praktikum inikita menggunakan alat dan bahan sederhana yaitu kardus, label,meteran, stopwatch dan bekicot. Hasil yang didapatkan bahwa bekicot dikondisi gelap memang lebih banyak beraktivitas dibanding siang hari,dilihat dari jauhnya bekicot berjalan serta makan. Kelembapan dan suhu juga mempengaruhi aktivitas bekicot dimana semakin tinggi kelembapan maka semakin jauh juga jarak perpindahan bekicot.

Praktikum Ekologi Hewan ( Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Kehidupan Hewan Aquatik)

Hallo teman teman,aku mau share ke kalian tentang pengaruh faktor lingkungan terhadap hewan akuatik. Tujuan dari praktikum  ini adalah melihat toleransi suhu, limbah keluarga, dan limbah pertanian pada hewan akuatik, perubahan kualitas air terkait pada perubahan suhu air, adanya limbah keluarga, dan limbah pertanian, serta perubahan dan penyesuaian perilaku terhadap stress lingkungan. Alat dan bahan yang  digunakan adalah ikan mas, air dan detergen Seperti yang kita ketahui ikan merupakan hewan vetebrata akuatik berdarah dingin dan bernapas dengan ingsang. Nah ciri ciri umum dari ikan itu mempunyai rangka bertulang sejati dan bertulang rawan, mempunyai sirip yang berpasangan dan mempunyai operculum, tubuh ditutupi oleh sisik dan berlendir serta mempunyai bagian tubuh yang jelas antara kepala badan dan ekor. Sekarang aku mau bahas hasil praktikum aku ya, pada pengamatan yang dilakukan digunakan objek ikan mas yang diuji dengan air yang ditambah detergen. Pengamatan in...